Selasa, 07 Februari 2012

Benarkah Kita Telah ber-Iman


Benarkah Kita Telah ber-Iman



Ujian adalah sebuah hal sangat mutlak, dan semua orang pasti mengalaminya. Dalam seluruh segmen hidup kita, ujian adalah bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan. Seorang siswa sampai mahasiswa, tak akan pernah mencapai derajat dalam profesi siswa dan kemahasiswaannya jika tidak diakhiri dengan sebuah ujian. Semua proses ujian tersebut harus dilewati yang tentunya menuntut perjuangan dan ketabahan, kesabaran untuk dapat lolos dari ujian itu. Dan sungguh menjadi mudahlah bagi seseorang untuk mengetahui predikat dirinya setelah melewati dan lolos dalam ujian itu. Seorang siswa yang telah mengitkuti ujian Semester dapat mengetahui predikat penguasaannya terhadap mata pelajaran tertentu setelah ujian. Demikian halnya dengan mahasisw, dapat memperoleh predikat kesarjanaanya setelah melewaati dan lolos dari berbagai macam ujian.
Dalam konteks tersebut, Allah swt akan menyematkan predikat pada hambanya setelah hambanya dapat lolos dari ujian yang diberikan Allah. Seorang yang berpredikat penyabar adalah orang yang oleh allah telah diuji kesabarannya dalam menjalankan segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya. Seorang yang beriman akan memperoleh predikat keimananya, setelah Allah menguji kadar keimana seseorang melalui cobaan.
Dalam al-Qur’an surah al-Baqarah ayat 8
Artinya:
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan hari kemudian,” pada hal mereka itu Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Terlalu banyak di atara kita menepuk dada mengatakan bahwa diri kita ini berimana, sementara mungkin dalam pandangan Allah, kita belumlah tergolong orang-orang beriman. Dan hal tersebut tiba-tiba menyadarkanku bahwa sesungguhnya kadar keimana tersebut dapat diperoleh predikat yang terbaik setelah Allah menguji kita.
Ada sesuatu yang menggejolak di bathin. Tentang beberapa hari bergaul dengan komunitas orang-orang yang teruji. Teruji oleh Allah dengan segala bentuk ujian dari-Nya. Dan sungguh menjadi sangat luar biasa kala aku berada di antara mereka, meskipun kutahu sesungguhnya ujian yang kuterima jauh lebih ringan dari apa yang mereka terima. Bagaimana mungkin ujian ini sangat berat untuk kupikul smentara masih ada yang lain yang memperoleh ujian yang lebih berat dariku. Astagfirullah….
Semoga kita tergolong orang-orang yang menetapi kesabaran dalam menerima ujian Allah swt. Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar